Senin, 05 April 2010

Kenapa SIhhhh???

Kenapa sih, ada banyak sebutan untuk mengkotak²an penggemar musik? Sehingga saat kita menyukai sebuah musik jenis tertentu, secara tidak langsung 'Gelar Kebangsawanan' sebagai atribut untuk penggemar musik tertentu melekat pada kita.

Bagaimana dengan orang yang menyukai berbagai jenis musik? Patutkah dia kita bilang plin-plan? kenal aja ngga, koq bisa²nya kita menilai seperti itu? Padahal tidak ada salahnya, kan? Tidak ada batasannya! Lalu kenapa dipermasalahkan?

"Kita kan idealis!"

Mungkin itu jawaban cepatnya. Tapi, apakah jawaban itu benar? Belum tentu juga! Karena sekarang ini banyak sekali idealisme² ataupun dogma² yang pada akhirnya cuma mampu memisahkan dan menimbulkan permusuhan antar penggemar musik yang satu dengan yang lainnya.

Untuk itukah manusia menciptakan not balok? lagi² cuma sebagai perbedaan yang tidak bisa disatukan? Sama seperti Timor Timur yang memilih untuk tidak bersatu dengan Indonesia, sama seperti minyak dan air, sama seperti MPR/DPR RI, sama seperti masalah SARA di negara kita, dan sama aja kayak Dangdut dan Grindcore? Nambah²in masalah negara aja! Buat apa?

Musik adalah bahasa UNIVERSAL!

Semua orang bebas mau suka musik yang mana aja dan yang lain tidak boleh protes, bahkan harus menghormatinya. Begitu juga sebaliknya. Kalau musik bisa mempersatukan orang² dengan perbedaan suku, agama, dan ras, kenapa musik juga yang memisahkan mereka? Aneh kan? Soal selera aja koq ribut? Lucu!

Memang ada penggemar muik beraliran tertentu yang mempunyai idealisme dalam bermusik. tetapi pertanyaan yang muncul berikutnya adalah: Idealisme yang seperti apa? Pancasila? Anti-komersil? Vandalisme? Anarkis? atau atheis?

Itu BUKAN idealisme musik, kawan! Manusia TIDAK pernah menciptakan musik langsung dengan idealisme-nya sekalian. Idealisme itu buatan manusia, dan TIDAK ADA satu manusia pun yang 'Terbenar' di dunia ini.

Musik itu ekspresi diri, seni. sama seperti lukisan, patung, dan berbagai macam karya seni lainnya. masing² orang di dunia ini mempunyai hak dan kebebasan untuk mengekspresikan dirinya menurut caranya masing². Tidak ada undang² yang melarangnya, dan tidak ada yang berhak menjauhinya. Dia bebas, kamu bebas, dan saya pun bebas. Tapi kita harus saling menghormati. Itu saja. Mudah kan?

Namun ternyata kita tidak bisa memungkiri bahwa pertentangan selalu ada. Selalu saja muncul dan memecah-belah kita. Devide et Impera. Kita diadu domba, oleh siapa? Belanda? Nica? Amerika? Bukan! Tapi oleh idealisme!

Tidak sadarkah kita bahwa selama ini musik lebih dipakai sebagai alat propaganda dibandingkan sebagai alat untuk mengekspresikan diri? Propaganda dari manusia² yang percaya bahwa dirinya adalah orang yang paling benar sedunia dan yang lain itu salah, goblok, bego! Kurang puaskah kita dijajah? Tolong jangan campur-adukkan idealisme itu milik orang yang memainkan musik, bukan musiknya.

Kita itu masih 'bule minded' banget. Menganggap mereka dewa atau apapun sebutannya. Idealisme mereka kita anggap benar, untuk kemudian kita anut bersama. Musiknya boleh kita jadikan musik favorit kita, tetapi idealismenya harus disesuaikan dengan keadaan bangsa kita. Kita harus memisahkan antara idealisme dengan musik.

Kenapa cuma Hardcore atau grindcore atau punk yang seringkali menyandang musik idealis? Apakah batasan idealis itu? Anti-komersil kah? Jika ya, bagaimana dengan pengusung musik lain yang memiliki idealisme serupa? Tidak bolehkah mereka bergabung? kenapa? Karena aliran musik mereka trendi atau komersil? Cuma sebatas itukah kita berteman?

Di Indonesia itu dangdut adalah musik rakyat bawah lho. Penggemarnya kebanyakan berasal dari kaum tani, dan rakyat² kecil lainnya. Mereka kan kum tertindas, tenaganya diperas habis²an oleh kaum kapitalis dan mereka tidak pernah merasakan apa yang dulu disebut sebagai pemerataan. apakah mereka boleh masuk ke kelompok dengan idealisme yang begitu agung itu? Jika tidak, buang saja idealisme itu ke laut!

Biarlah musik tetap jadi musik, dan idealisme tetap jadi idealisme.

Sekali lagi, musik adalah bahasa universal. Tangga nadanya saja sama di seluruh dunia, kunci²nya saja serupa. Apalagi yang jadi masalah? Sukses dan terkenal itu cuma masalah kesempatan, yang penting adalah kreatifitas dalam bermusik. Musik tidak pernah tercipta langsung dengan idealisme sekaligus, tetapi ekspresi idealisme manusialah yang menciptakan musik tersebut. Cobalah kita merenunginya sekali lagi.

Biarlah tiap aliran/jenis musik mempunyai kesempatan untuk berkembang seperti hal nya dengan musisinya. jangan jadikan musik cuma sebagai alat propaganda semata², tetapi pandanglah musik sebagai suatu ekspresi karya seni yang indah dan penuh gairah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar